En iyi spreadlerimiz ve koşullarımız

Harga Emas (XAU/USD) menghentikan tren kenaikan dua harinya pada hari Rabu seiring dengan meningkatnya imbal hasil Treasury AS yang menekan aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, logam mulia ini dapat menerima dukungan kenaikan dari permintaan safe-haven di tengah penerapan tarif AS. Tarif 25% Trump terhadap impor dari Meksiko dan Kanada mulai berlaku pada hari Selasa, bersamaan dengan kenaikan tarif terhadap barang-barang Tiongkok menjadi 20%, yang meningkatkan ketegangan perdagangan dan memicu pembalasan.
Namun, Sekretaris Perdagangan AS Howard Lutnick menyarankan dalam wawancara Fox News bahwa Trump mungkin mempertimbangkan kembali kebijakan tarifnya kurang dari 48 jam setelah penerapannya. Ia mencatat bahwa jika aturan USMCA diikuti, keringanan dapat ditawarkan. Namun, New York Times melaporkan bahwa Trump secara pribadi telah memberi sinyal bahwa ia berniat untuk mempertahankan tarif tersebut.
Emas sebagai safe-haven menarik pembeli setelah AS menghentikan bantuan militer ke Ukraina. Bloomberg mengutip seorang pejabat pertahanan yang menyatakan bahwa semua peralatan militer AS yang belum berada di Ukraina akan ditahan, termasuk senjata yang sedang dalam perjalanan melalui pesawat dan kapal, serta yang menunggu di area transit di Polandia. Pada hari Jumat, ketegangan meningkat antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama negosiasi kesepakatan damai.
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan sekitar $2.910 per troy ons pada hari Rabu. Analisis teknis dari grafik harian menunjukkan bahwa harga logam ini berkonsolidasi dalam pola ascending channel, menunjukkan bahwa bias bullish tetap utuh. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) 14-hari tetap di atas 50, memperkuat pandangan bearish.
XAU/USD dapat menargetkan resistance utama di level tertinggi sepanjang masa di $2.956, yang tercatat pada 24 Februari.
Di sisi negatif, support terdekat ditemukan di Exponential Moving Average (EMA) sembilan hari di $2.902. Penembusan di bawah level ini dapat melemahkan momentum harga jangka pendek dan menyebabkan harga menguji batas bawah dari ascending channel di level $2.583.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.