En iyi spreadlerimiz ve koşullarımız

Harga Emas (XAU/USD) menarik beberapa penjual di sekitar level $2.950 selama sesi Asia pada hari Jumat dan menjauh dari puncak sepanjang masa yang dicapai pada hari sebelumnya. Penurunan intraday ini tidak memiliki katalis fundamental yang jelas dan dapat dikaitkan dengan beberapa aksi ambil untung di tengah kondisi yang sedikit jenuh beli pada grafik harian. Namun, setiap penurunan korektif yang berarti tampaknya masih sulit terjadi di tengah kekhawatiran bahwa rencana tarif Presiden AS Donald Trump dapat memicu perang dagang global. Hal ini mungkin terus berfungsi sebagai pendorong bagi bullion safe-haven.
Selain itu, ekspektasi bahwa kebijakan proteksionis Trump akan memicu kembali inflasi mungkin terus mendukung harga Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga. Selain itu, risiko geopolitik, keraguan tentang kesehatan konsumen AS, dan sentimen yang lebih lemah seputar Dolar AS (USD) seharusnya berkontribusi untuk membatasi sisi negatif bagi logam berharga ini. Hal ini, pada gilirannya, mendukung prospek munculnya aksi beli saat turun di level yang lebih rendah. Meskipun demikian, pasangan XAU/USD tampaknya siap untuk mencatatkan keuntungan selama delapan minggu berturut-turut dan memperpanjang tren naik yang telah berlangsung selama dua bulan.
Dari perspektif teknis, Relative Strength Index (RSI) harian tetap dekat dengan angka 70 dan menyarankan agar para pedagang bullish berhati-hati. Meskipun demikian, penembusan baru-baru ini melalui batas horizontal $2.928-2.930, yang mewakili batas atas dari kisaran perdagangan jangka pendek, menunjukkan bahwa jalur yang paling mungkin bagi harga Emas tetap ke atas. Oleh karena itu, setiap penurunan lebih lanjut dapat dilihat sebagai peluang beli di dekat level $2.900. Ini diikuti oleh support di $2.880, yang jika ditembus dapat menyeret XAU/USD ke area $2.860-2.855 dalam perjalanan menuju zona $2.834 dan akhirnya ke level $2.800.
Sementara itu, para pedagang bullish mungkin kini menunggu konsolidasi jangka pendek dan beberapa aksi beli lebih lanjut di luar wilayah $2.950-2.955 sebelum memasang taruhan baru. Meskipun demikian, setup konstruktif mendukung prospek perpanjangan tren naik yang telah mapan yang terlihat selama dua bulan terakhir.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.